Apa yang terbayang ketika anda mendengar gunung bromo? Anda
pasti terbayang hamparan pasir luas dan pesona terbitnya matahari. Dibalik
indahnya alam yang luar biasa tersebut, ternyata memiliki misteri misteri
ghaib. Nama gunung bromo sendiri berasal dari bahasa sang sekerta. yaitu
brahmana, yang merupakan nama dewa. Tak heran jika seluruh tempat disakralkan
oleh penduduk sekitar bromo.
Ada legenda asal usul gunung bromo dan suku
tengger. yang menjadi penghuni dan penjaga gunung yang dipercaya tempat bersemayamnya
para dewa. Nama suku tengger diambil dari nama belakang roro anteng, seorang
putri dari raja majapahit dan joko seger putra seorang brahmana. Keduanya membangun pemukiman disekitar gunung bromo.
Disebutkan bahwa roro anteng merupakan putri cantik jelita sehingga banyak
orang yang ingin memperistrinya. Akan tetapi roro anteng lebih memilih putra
brahmana yang bernama joko seger. Hubungan mereka terhalang oleh seorang kiai
sakti yang ingin memperistri roro anteng. Namun roro anteng menolak dengan dibuatkan
lautan pasir diatas gunung dalam kurun waktu satu malam. Tidak dikira kiai yang
bernama bima ini menyanggupinya kemudian berupaya membuat lautan pasir
menggunakan tempurung dan mengairinya dengan membuat sumur raksasa. Melihat hal
tersebut roro anteng bersigap untuk menggagalkannya dengan cara menumbuk padi
sekeras mungkin agar ayam berkokok sebagai tanda bahwa matahari akan terbit.
Hal itu membuat jin kiai bima pergi, dan akhirnya kiai bima tidak
menyanggupinya. Kegagalan kiai bima membuat roro anteng bisa melanjutkan
hubungannya dengan joko seger, hingga akhirnya kedua kekasih ini menikah dan
hidup bahagia. Akan tetapi ada masalah yang mengganggu mereka berdua. Sudah
puluhan tahun menikah belum juga dikaruniai seorang anak. Mereka pun bertapa
diatas gunung bromo untuk berdoa kepada yang maha kuasa untuk diberi keturunan.
Disaat bersemedi, ada suara ghaib yang membisikkan bahwa mereka akan mempunyai
keturunan, namun dengan syarat anak terakhir mereka harus dikorbankan ke kawah
gunung bromo. Keduanya pun menyanggupinya. Mereka pun dikaruniai putra putri
yang berjumlah 25 orang. Disaat anak terakhir mereka lahir, mereka tidak mau
mengorbankannya. Naluri orang tua mereka sangat tinggi. Karena ingkar janji,
dewa pun marah kepada mereka dan mengancam akan menimpakan musibah. Musibah pun
datang, keadaan menjadi gelap gulita sehingga
gunung bromo pun menyemburkan api. Dan kusuma anak bungsunya lenyap
terlahap api dan masuk ke kawah gunung bromo. Bersamaan hilangnya kusuma,
terdapat suara ghaib yang menggema dan memberi pesan agar setiap bulan
kasada pada hari ke 14 mengadakan sesaji
dan hasil bumi kemudian di persembahkan di kawah gunung bromo.
Di gunung bromo masih banyak mitos mitos yang dipercaya oleh
masyarakat setempat. Salah satunya adalah akar ghaib lautan pasir. Adanya orang hilang dan tersesat di lautan
pasir bukan karena tebalnya kabut gunung bromo. Melainkan akar ghaib yang
melintang di hamparan lautan pasir dan tidak dapat dilihat secara kasat mata.
Ketika anda sudah memasuki alam ghaib karena melewati atau menginjak akar ghaib
anda harus membuka baju dan memakainya secara terbalik agar bisa kembali lagi
ke dunia nyata.
Selain Akar Ghaib, ada juga Goa Widodaren. Goa ini dipercaya
sebagai tempat bersemayamnya leluhur suku tengger yang mengalami mukso saat
bersemedi kepada sang wiyawidhi. Ditempat ini terdapat sumber mata air yang
dipercaya dapat memberi keberkahan bagi masyarakat sekitar. Sehingga ketika
upacara sadat air yang digunakan adalah air yang berada di goa ini.
Suku tengger memiliki jimat yang bernama jimat klontongan.
Jimat ini merupakan peninggalan dari leluhur suku tengger yang dikeramatkan
karena dipercaya sebagai pusaka pelindung bagi suku tengger. Setiap bulan ke
dua, suku tengger melakukan upacara yang diwajibkan bagi masyarakat tosari
pasuruan ataupun berangwetan probolinggo untuk membersihkan jimat ini. Jimat
ini dibersihkan dengan cara dimandikan yang diringi dengan tarian sodoran Jika
jimat yang disimpan oleh warga berangkulon adalah baju ontong kusumo. Berbeda
dengan jimat yang disimpan oleh warga berangwetan yaitu sepasang tanduk kerbau
berwarna hitam. Jimat klontongan tidak boleh dipindah ke desa lain. Jika
dipindah desa akan diserang penyakit pagebluk yang merupakan penyakit mendadak
dengan gejala demam, flu berat dan batuk serta panas tinggi yang tiba tiba
hingga menimbulkan kematian. Sesaji yang disajikan di samping jimat merupakan
tanda keadaan sebuah desa. jika warnanya berubah pertanda bahwa desa itu kotor.
Kotor disini dimaksudkan adanya orang yang melakukan hubungan intim tapi bukan
suami istri.
Dan yang terakhir adalah misteri punden tosari. Punden
merupakan sesepuh cikal bakal sebuah daerah. Punden desa tosari hingga kini
digunakan untuk upacara ritual adat. Jika ingin melaksanakan hajat, warga desa
selalu meminta izin untuk meminta keselamatan dan kelancaran acara.
hmm, untuk sekarang gue cuma bisa mengagumi bromo. belum punya biyaya soalnya..
ReplyDeletewah, adatnya masih kejaga dengan baik banget ya..