blog yang berisi tentang semua hal tentang indonesia, mulai dari budaya,kuliner,tempat wisata, tokoh, fauna.

Monday, 20 April 2015

10 Kutipan Surat R.A Kartini yang Menggugah Hati


Raden Adjeng Kartini atau disingkat dengan RA Kartini merupakan seorang tokoh Indonesia yang berhasil membangkitkan martabat kaum wanita Indonesia. dikenal dengan emansipasi wanitanya, wanita yang lahir pada 21 april 1879 ini memperjuangkan kebebasan wanita yang terhambat oleh kebudayaan di jawa. Dia berpendapat bahwa kebudayaan yang ada di jawa pada saat itu menghambat kemajuan kaum wanita. Dia ingin




Dia sendiri tidak diperbolehkan melanjutkan studinya di tingkat yang lebih tinggi oleh orang tuanya. kemudian dia di jodohkan dengan bupati asal rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Namun semua itu tidak melunturkan niatnya untuk memperjuangkan perempuan pribumi di jawa. Dia berhasil membangun sekolah wanita di semarang pada 1912 dan kemudian di surabaya, malang dan daerah daerah lain.

Perjuangan RA Kartini tidak berhenti di itu itu saja. Dia mampu mengubah pandangan menir menir belanda dengan pemikiran pemikirannya yang berisi tentang kondisi social pada saat itu. Terutama kondisi perempuan pribumi. Dia menuangkan pemikirannya tersebut dalam surat surat yang kemudian ia kirimkan ke De Hollandsche Lelie.

Dari surat surat tersebut terdapat ungkapan ungkapan yang menggugah hati pembacanya. Berikut ini 10 ungkapan isi surat kartini yang menggugah hati

Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899


“Bagi saya hanya ada dua macam keningratan, keningratan fikiran (fikroh) dan keningratan budi (akhlak). Tidak ada manusia yang lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya dari pada melihat orang membanggakan asal keturunannya. Apakah berarti sudah beramal sholih orang yang bergelar macam Graaf atau Baron?… Tidaklah dapat dimengerti oleh pikiranku yang picik ini,…”


Surat kartini kepada Nyonya Abendon, Agustus 1900


“Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya”.


Surat Kartini kepada Nyonya Abendon, 4 September 1901



“Pergilah, laksanakan cita-citamu. Bekerjalah untuk hari depan. Bekerjalah untuk kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas. Dibawah hukum yang tidak adil dan paham-paham palsu tentang mana yang baik dan mana yang jahat. Pergi! Pergilah! Berjuang dan menderitalah, tetapi bekerja untuk kepentingan yang abadi”.



Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1901


“Kami disini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya : menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama”.


Surat Kartini kepada Nyonya Abendon, 10 Juni 1902


“Kami sekali-kali tidak hendak menjadikan murid-murid kami menjadi orang setengah Eropa atau orang Jawa yang kebarat-baratan”.

Surat Kartini kepada Nyonya van Kol, 21 Juli 1902


“Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat agama lain memandang agama Islam patut disukai”.


Surat kartini kepada Nyonya Abendanon, 12 Oktober 1902


“Dan saya menjawab, tidak ada Tuhan kecuali Allah. Kami mengatakan bahwa kami beriman kepada Allah dan kami tetap beriman kepada-Nya. Kami ingin mengabdi kepada Allah dan bukan kepada manusia. Jika sebaliknya tentulah kami sudah memuja orang dan bukan Allah”.


Surat Kartini kepada Nyonya Abendanon, 27 Oktober 1902


“Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut sebagai peradaban?”

Surat Kartini kepada Nyonya Abendanon, 25 Agustus 1903


“Ya Allah, alangkah malangnya; saya akan sampai disana pada waktu Puasa-Lebaran-Tahun n Baru, di saat-saat keramaian yang biasa terjadi setiap tahun sedang memuncak. Sudah saya katakana, saya tidak suka kaki saya dicium. Tidak pernah saya ijinkan orang berbuat demikian pada saya. Yang saya kehendaki kasih saying dalam hati sanubari mereka, bukan tata cara lahiriah!”


Surat Kartini kepada Nyonya Abendanon, 12 Desember 1903


“Tidak, ia tidak mempunyai ilmu, tidak mempunyai jimat, tidak juga senjata sakti. Kalaupun rumahnya tidak ikut terbakar itu dikarenakan dia mempunyai Allah saja”


Itulah 10 Kutipan surat R.A Kartini yang menggugah hati versi Asli Indonesia Net semoga kutipan kutipan tersebut dapat bermanfaat untuk kita semua
Share:

5 comments:

  1. Wuah... kemampuan bertutur kata Ibu Kartini subhanallah... :')

    ReplyDelete
  2. Sungguh tutur kata yg indah.. melebihi indah nya sbuah puisi.. luar biasa...

    ReplyDelete
  3. itu adalah tulisan yang mewakili hati nurani seorang R.A Kartini :'(

    ReplyDelete

Copyright © Asli Indonesia | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com