AKBP Adnan namanya, pria kelahiran kelahiran Meureudu, Pidie Jaya Aceh pada 10 Maret 1960 itu bertugas di Polda Aceh sebagai Kepala Pendidikan dan rekayasa Lalu Lintas. Sejak tahun 2013, ia memiliki tugas baru yaitu Koordinator Pelaksana Polisi Meupep-pep (cerewet), ini merupakan salah satu program yang diluncurkan polda aceh pada saat itu yang berfungsi untuk mengingatkan pengguna jalan agar tidak melanggar lalu lintas. Meskipun program tersebut diluncurkan di seluruh Indonesia, tetapi tidak semuanya dilaksanakan. Lain halnya dengan yang ada di aceh, berkat perjuangan AKBP adnan program tersebut bisa berjalan dengan lancar.
AKBP adnan bertugas mulai jam 6 pagi hingga jam 11 malam. Setiap hari ia bertugas berkeliling jalan raya aceh dengan mengendarai mobil sambil memegang miknya untuk cerewet terhadap pengguna jalan raya atau mengingatkan warga agar tidak melanggar lalu lintas.
Kemampuan ceerewetnya itu didapatnya karena ia mengambil kuliah di jurusan fisipol dharma wangsa, medan. Dengan pengalaman semasa kuliah dan saat menjadi polisi inilah membuat adnan menjadi negosiator ulung dan pembicara. Selain itu, adnan yang besar di asrama TNI ini juga pernah menjadi asisten dosen (ASDOS) pengantar ilmu komunikasi di salah satu universitas di Aceh.
Meskipun ia cerewet ketika di jalan, ia tidak dimusuhi oleh masyarakat karena ia tidak menilang pelanggar lalu lintas. Ia hanya mengingatkan pelanggarnya tersebut dari dalam mobilnya. Tak jarang kata – kata yang ia keluarkan saat mengingatkan pelanggarnya membuat pelanggarnya tertawa terbahak – bahak.
Berikut ini salah satu teguran yang pernah terlontar dari mulut polisi cerewet ini “Nyan (itu) adek yang pake baju sekolah tidak memakai helm. Nanti jatuh pecah kepalanya sudah tidak cantik lagi. Kami laki-laki tidak mau kalau tidak cantik, nyan. Besok jangan lupa pakai helm ya. Nyan,”. Adnan menggunakan bahasa aceh untuk mengingatkan pelanggar.
Di dalam mobil patroli yang sudah dipasang alat pengeras suara itu, terdapat sebuah buku tulis dan polpen yang dia gunakan untuk menulis nomor polisi (plat) kendaraan para pelanggar. Bagi pengguna jalan yang sering melanggar peraturan lalu lintas, ia tidak segan-segan menyebut plat kendaraan tersebut.
Para pengguna jalan yang sedang melanggar dan mendapat teguran dari Adnan kebanyakan langsung menghindar karena merasa malu dengan pengguna jalan lain. Pasalnya, saat Adnan mulai mengeluarkan kata-kata “cerewet”nya seperti diatas, tak sedikit pengguna jalan yang tersenyum melihat pelanggar yang kena tegur. Meskipun demikian, ada juga pengguna jalan yang meminta terima kasih kepadanya karena telah mengingatkan agar tidak melanggar peraturan.
Sebelum mencoba gaya berbicara yang cerewet ini, adnan berkonsultasi terlebih dahulu dengan sejumlah professor dan psikolog dari universitas syiah kuala. Ia meminta saran dari para professor agar gaya berbicaranya nanti berjalan efektif dan bisa diterimah oleh masyarakat aceh. Dan terbukti cara cerewet yang dipilih adnan berjalan dengan baik untuk mengurangi angka pelanggaran lalu lintas di banda aceh.
Karena gaya bicaranya yang khas ketika mengingatkan para pengguna jalan membuat orang mudah mengigat pesan – pesan yang disampaikan oleh adnan. Bahkan, tak jarang warga aceh meniru kata kata khas yang diucapkan adnan. Ketika dia sedang cerewet dijalan, dia sering mengucapkan kata “Nyan” sehingga membuat warga yang bertemu dengannya menyapa dengan kata “Nyan” juga. Adnan hanya bisa tersenyum ketika ada warga yang memanggilnya dengan kata tersebut.
Hampir dua tahun menjalani patrol cerewet, membuat adnan mengalami banyak pengalaman. Dia pernah menolong pengguna jalan yang mengalami kecalakaan hingga mengejar warga sampai ke rumah pelanggar. “Kalau ada yang kecelakaan kita ambil langsung kita bawa ke rumah sakit. Semua pengguna jalan yang kecelakaan di depan saya semua saya bawa ke rumah sakit,” ungkap Adnan.
Selama dua tahun menjalani patrol cerewet, pria yang pernah berjualan obat ini tidak pernah menilang pelanggar lalu lintas. Menurutnya, warga aceh tidak takut dengan bentakan atau ancaman, meskipun kena tilang besoknya dia akan mengulanginya lagi. Akhirnya dia memilih cara menegur dengan kata – kata sindiran yang membuat pelanggar tidak mengulangi perbuatannya tersebut.
Berkat kegigihannya dia mendapatkan penghargaan di Banda Aceh Madani Award kategori polisi pelopor keselamatan berlalu lintas. Dari 30 penerima penghargaan, hanya AKBP Adnan yang mendapatkan sambutan hangat dari tamu undangan yang hadir. Hal itu, tentu tidak terlepas dari kerjanya selama ini yang selalu memberikan kesadaran kepada pengguna jalan dengan gaya khas mirip penjual obat, menyerukan lewat pengeras.
0 komentar:
Post a Comment