blog yang berisi tentang semua hal tentang indonesia, mulai dari budaya,kuliner,tempat wisata, tokoh, fauna.

Monday, 4 May 2015

Lezatnya Kuliner Unik dari Yogyakarta

Yogyakarta, kota kenanagan berhati nyaman. Yaa siapa yang bisa menafikan hal tersebut? Yogya bukanlah tempat yang asing bagi wisatawan. Tak lebih yang datang kesini lebih dari sekali, namun rasanya tak pernah ada yang bosan tuk menginjakkan kaki di tanah istimewa ini. kata orang, rasa cinta datangnya dari mata turun ke hati. namun tak bisa dipungkiri, jika rasa cinta juga bisa datang dari lidah.

Nikmatnya kuliner jogja memang membuat orang jatuh cinta dan tak bisa berhenti memikirkannya. Kali ini kita akan membahas tentang kuliner unik dari kota yogya yang mungkin belum anda nikmati sebelumnya. Tak sekedar nikmat dipandang mata , namun juga bisa membuat air liur anda menetes tanpa disangka. Berikut ini informasi selengkapnya

Bubur Gudeg


Bertandang ke jogja rasanya tidak afdol jika tidak mencicipi kelezatan gudeg. Namun bagaimana jika gudegnya disajikan secara berbeda? Jika gudeg disantap saat makan siang atau makan malam, kali ini anda bisa menikmati kelezatannya di pagi hari. Datanglah ke jalan gayam yang terletak di pusat kota , jangan melintas terlalu cepat karena anda akan melewatkan seorang ibu yang sedang menjual bubur. Bukan bubur ayam ataupun kacang hijau, tapi ini dia yang dinamakan bubur gudeg.

Perpaduan antara bubur dan gudeg memang terdengar cukup aneh untuk yang pertama kali mendengarnya. Namun jangan ditanya rasanya, dijamin anda akan memesan porsi kedua. Gudeg adalah makanan khas Yogyakarta yang terbuat dari nangka muda atau turi yang dimasak dengan santan selama berjam jam. Warna cokelatnya dihasilkan dari daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg biasanya disajikan dengan kuah santan kental atau are, ayam kampung, telur, tahu, dan sambel goreng krecek.

jika nasi putih sebagai pelengkap utama, kali ini gudeg disajikan diatas bubur putih, kemudian diberi kuah semur tahu. Satu porsi bubur gudeg di hargai Rp 9000 hingga 17000. Tegrgantung lauk yang dipilih. Bubur gudeg dengan telur tahu, harganya Rp 9000 . jika ingin ditambah potongan opor ayam, ditambah Rp 8000 lagi. Biasanya bubur gudeg disajikan untuk anak sekolah ataupun para pekerja sebelum berangkat ke kantor.

Soto Gobyos


Bosan dengan masakan jawa yang bercita rasa manis? Coba saja kuliner yang satu ini, soto gobyos. Letaknya di kawasan wisata patung membuat soto gobyos mudah ditemukan. Soto gobyos Bu Hadi buka mulai pagi sampai habis. Soto gobyos akan membuat lidah anda gobyos atau kepedasan. Pasalnya , cabe merahnya langsung di ulek di mangkok. Anda bisa meminta jumlah cabai sesukanya. Namun biasanya dua cabe saja sudah membuat pedas.

Bagi penggila pedas, lima hingga enam cabai baru bisa membuat lidah membara. Setelah ulekan cabai, masukkan nasi, tahu direbus, potongan daging sapi, daun seledri, dan taburan bawang goreng, dan yang istimewa adalah guyuran kuahnya yang berasal dari kaldu dengkul sapi. soto gobyos pun siap disantap.

Anda bisa menambahkan guyuran asam jeruk nipis untuk menambah kesegaran. Nikmati selagi hangat, guyuran pedas hangat akan membanjiri ruang lidah anda. Jika ingin menambah lagi, anda bisa menambah sego gobyos dengan paduan suwiran ayam kampung. Satu porsi sego gobyos cukup anda bayar dengan satu lembar uang Rp 10.000. cukup terjangkau pastinya dijamin lezat dan pedas.

Nasi Bakmoy



Satu lagi sajian digerobak kuliner Bu Hadi. Nasi bakmoy, makanan juga sering diburu penggila kuliner. Nasi bakmoy mirip dengan nasi kuah kaldu, hanya saja nasi yang disajikan adalah nasi matang. Sedangkan lauk utamanya adalah ayam, dan potongan tahu.

Nasi bakmoy dikenal dengan makanan rakyat. Karena sajiannya yang simple dan mudah didapat. Setelah diberi potongan ayam dan tahu, sajikan dengan seledri dan bawang goreng, tuang sedikit kuah kaldu dan nasi bakmoy lezat siap disantap.

Cita rasa nasi bakmoy lebih manis dan gurih. Cocok bagi anda yang tidak suka dengan makanan pedas. untuk harga nasi bakmoy sama dengan soto gobyok yaitu Rp 10.000 saja per mangkoknya.

Cemilan Khas Jogja



Jika aneka olahan unik tadi terasa terlalu berat untuk santapan anda di pagi hari , mungkin anda bisa mencoba cemilan cemilan unik berikut. Mari ke daerah menorah, tepatnya di dusun jetis yang terkenal dengan penghasil cemilan berbahan ubi singkong. Yang pertama ada grubi , mungkin namanya kurang terdengar familiar bagi sebagian diantara anda. Namun, percayalah rasanya bersahabat dengan lidah siapapun.

Grubi adalah makanan khas jawa tengah yang terbuat dari ubi yang diserut halus dan digoreng dengan gula merah. Rasanya gurih, manis, dan renyah. Di masyarakat kita banyak sebutan lainnya, misalnya kremes, caramas dan lain lain. Apapun namanya, grubi patut dilestarikan sebagai warisan kuliner yang unik dari negeri kita tercinta ini.

Cara membuatnya pun ternyata tidak sulit. Siapkan ubi yang telah dibersihkan terlebih dahulu , kemudian parut tipis tipis. Jangan terlalu tipis ataupun tebal agar mudah dikunyah. Setelah diparut, lembaran ubi pun dipotong dengan ukuran panjang dan kecil kecil. Pembuatannya sengaja tidak menggunakan alat karena ketebalan yang pas tidak bisa dihasilkan dengan mesin otomatis.

Setelah ubi dipotong menjadi ukuran kecil, saatnya menuju kompor. Panaskan minyak dan masukkan gula merah terlebih dahulu. Rasa manis memang lebih dominan pada cemilan yang satu ini. jika gula merah telah mencair, masukkan potongan ubi lalu goreng hingga ubi menempel satu sama lain .

Tak menunggu terlalu lama segera masukkan ubi ke cetakan bulat, memang panasnya agak sedikit terasa. Karena jika terlalu lama dibiarkan maka grubi akan mengeras dan susah untuk dibentuk. Grubi menjadi cemilan yang disukai anak anak desa. kandungan karbohidratnya tinggi dan obat sakit perut pada gula merah menjadi khasiat yang bagus untuk anak anak dan orang dewasa. Harganya pun tidak mahal, hanya Rp 3000 per bungkusnya.

Jenang Upih dan Jadah Koro


jenang upih dan jadah koro

Ada satu lagi jajanan yang bentuknya cukup unik , datanglah ke pasar krangan Yogyakarta. Sekitar 50 meter dari pintu masuk, anda akan menemukan simbah penjual jenang upih. Sekilas anda akan menemukan potongan berwana putih dan bertekstur kenyal, Jenang upih namanya.

Penjualnya pun sudah agak sepuh, beliau sudah menjual jenagn upih sejak puluhan tahun yang lalu. Selain itu ada juga yang unik disini. Namanya jadah koro, jadah atau ketan dengan taburan koro atau kacang. Mbah gito berjualan setiap dua hari sekali, dikarenakan pembuatan jenang dan jadah yang sangat lama.

Bahan utama jenang ubi adalah beras berkualitas, air dan garam. Beras dicuci bersih terlebih dahulu kemudian digiling. Untuk menggiling beras, mbah gito harus berjalan kerumah tetangga yang memiliki mesin penggiling. Sekali menggiling biayanya Rp 10.000 . memang lebih mudah dibanding dengan menggiling sendiri dengan tangan.
jenang upih dan jadah koro mbah gito

Jika beras mbah gito sudah digiling semuanya, saatnya pulang dan menjahit pelepah pinang yang disebut upi. Upinya harus direndam di air terlebih dahulu agar lunak dan mudah dilipat. Sekali masak biasanya mbah gito membutuhkan empat kantong ubi jahit. Adonannya sendiri terdiri dari tepung beras yang telah di beri air. Kemudian diaduk dan dimasukkan kedalam kantong ubi. Kukus diatas tungku tradisional, proses yang ini membutuhkan proses yang lama yakni hingga 12 jam. Jenang upih sendiri memiliki rasa yang sama dengan ketupat. Tapi memiliki rasa pinang yang khas.

Selanjutnya adalah pembuatan jadah koro. Pembuatannya sebenarnya cukup sederhana, namun membutuhkan keuletan yang ekstra. Tiriskan beras ketan dan kacang koro yang telah dicuci bersih. Kemudian upas kelapa dan parut. Kemudian kukus beras ketan dan kacang koro hingga setengah matang sebelum parutan kelapa dimasukkan kedalam adonan.

Prosesnya hingga matang membutuhkan waktu kurang lebih dua jam. Jika sudah matang, taruh jadah koro diatas wadah tampan. Nikmati selagi hangat dan lembut. Kacang koro pun terasa gurih alami yang pasti, hidangan ini dibuat tanpa pewarna, penyedap apalagi bahan pengawet.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Asli Indonesia | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com