blog yang berisi tentang semua hal tentang indonesia, mulai dari budaya,kuliner,tempat wisata, tokoh, fauna.

Friday, 19 June 2015

7 Kejanggalan Kasus Pembunuhan Angeline

Kematian angeline, gadis cantik yang telah membusuk di halaman belakang rumahnya pada rabu 10 juni meninggalkan luka yang mendalam bagi masyarakat. Ucapan bela sungkawa pun terus mengalir untuknya. Sebelumnya, gadis malang tersebut dilaporkan hilang pada sabtu 16 mei oleh margareth ibu angkatnya. Siapa sangka, angeline kemudian ditemukan tidak bernyawa dan kondisinya sangat mengenaskan.

Polisi sedang menetapkan agus, mantan pekerja di rumah angeline sebagai tersangka. Agus mengaku telah membunuh dan memperkosa angeline. Meskipun begitu, polisi terus melakukan penyidikan karena banyaknya kejanggalan yang ditemukan dalam kasus ini. ada teori yang mengungkapkan kalau ibu angkat angeline margareth terlibat dalam kasus pembunuhan ini. namun kebenerannya harus terus diusut dan diselidiki. Apa saja kejanggalan yang ada pada kasus angeline? Berikut ini informasinya


Keluarga Tidak Langsung Melapor Polisi

Menurut berita yang dimuat oleh CNN Indonesia disebutkan kalau kematian angeline sesungguhnya telah diperkirakan oleh siti Sapura pendamping hukum pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak Denpasar yang sejak awal memantau kasus hilangnya angeline.

Siti mengatakan kalau anak selalu menjadi korban perlakuan orang tua yang seharusnya melindunginya. Sejak awal ia telah berfikir negative, Angeline sengaja dihilangkan. Ada sesuatu yang direncanakan rapi, kejanggalan pertama yang melintas di fikiran bu siti itu adalah kenapa keluarga angkat angeline tidak melaporkan hilangnya anak itu ke polisi lebih dulu sebelum menyebar kabar di media social dengan hadiah 40 juta rupiah bagi yang menemukan angeline.

Ketua komisi perlindungan anak Indonesia aris juga mencurigai hal yang sama. Ia menyebutkan sungguh aneh bila keluarga tidak langsung melaporkan ke polisi pada hari pertama hilangnya angeline. Ia mempertanyakan mengapa keluarga justru membuat pengumuman pada laman akun facebook berjudul find angeline - bali’s missing child.

Angeline Tidak Mungkin Diculik dan Hilang di Halaman Rumah

Angeline dinyatakan hilang di halaman rumahnya sendiri pukul 15 waktu Indonesia tengah pada 16 mei 2015. Menurut hasil investigasi komnas perlindungan anak, tetangga rumah yakin angeline tidak diculik. Hal ini karena pagar rumah angeline terkunci dan ia tidak terlihat keluar rumah. Siti Sapura mengatakan kalau angeline tidak mungkin hilang di halaman rumah. Ia tidak mempunyai akses keluar dari pintu depan. Gerbang kunci dipegang oleh ibu angkatnya yang bernama Margaret dan tangan kanan ibu angkatnya.

Tetangga depan rumah angeline kenal baik dengan angeline dan mereka pasti tahu jika anak ini keluar rumah. Aktivis yang 20 tahun lebih menangani kasus kasus kekerasan pada perempuan dan anak itu mengatakan tetangga depan rumah angeline kenal baik dengan anak itu karena setahun sebelumnya, bertugas mengantar jemput angeline ke sekolah.

Namun sejak tahun lalu, keluarga memberhentikan dia dari tugas antar jemput itu dan membiarkan angeline berjalan sendiri 3 KM ke sekolah.

Keluarga Menghalangi Investigasi

Kejanggalan selanjutnya adalah keluarga selalu menghalangi investigasi polisi di rumah mereka. Aris rahit mengatakan bahwa polisi selalu gagal memeriksa kondisi rumah angeline secara menyeluruh. Polisi hanya memeriksa beberapa ruangan rumah karena dihalang halangi keluarga. Margareth terasa terganggu atas pemeriksaan itu. Keluarga juga menghalangi komnas anak melihat sebuah kamar rahasia di dekat pekarangan belakang lokasi penemuan kuburan angeline.

Polisi juga sempat mengeluarkan pernyataan yang sama. Selama masa pencarian angeline, polisi menganggap keluarga angkatnnya tidak korperative. Namun kepolisian beralasan membiarkan sikap korperative saat polisi melakukan penyelidikan dirumahnya ini peran psikologis seorang anak.

Kapolda bali irjen polisi roni f sompi mengatakan, sejak laporan margareth 16 mei yang mengaku kehilangan anaknya. Sebenarnya polisi langsung melakukan penyelidikan, penyisiran di rumah korban jalan sedap malam 26 denpasar. Hanya saja diakuinya, petugas tidak bisa maksimal dalam pencarian bukti dan fakta fakta di rumah korban karena tidak bisa masuk ke seluruh areal rumah korban yang cukup luas.

Dengan memperhatikan kondisi psikologis yang sangat terpukul atas kehilangan angeline, margareht meminta kesedihannya jangan di ganggu. Syukurlah sejak pendekatan yang baik dan dorongan LSM, akhirnya sikap margareth melunak dan memanfaatkan polisi dalam melakukan pencarian dan pemeriksaan di rumah hingga akhirnya 3 pekan kemudian, jasad bocah mungil itu ditemukan.

Keluarga Menolak Kedatangan Menteri

Kejanggalan berlanjut dengan sikap keluarga angkat angeline yang menolak kedatangan menteri pemberdayaan aperatur Negara dan reformasi birokrasi judi krisnandi. Serta menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yohana yenbise. Ia ingin mengatakan simpati atas hilangnya angeline. Petugas keamanan melarang judi menemui margareth. Margareth juga mengaku tidak berada di rumah ketika yohana mengunjunginya.

Tokoh masyarakat di kelurahan kesiman Denpasar mengaku malu atas perlakuan keluarga angeline terhadap dua menteri yang ingin menyambangi rumah bocak kelas 2 SD tersebut. Ketut sutapa, kepala lingkungan kebon kuri kelurahan kesiman kecamatan Denpasar timur menyayangkan sikap keluarga angeline yang enggan menemui kedua menteri. Bahkan sempat bermaksud untuk bertindak tegas jika keluarga tidak mau kerjasama.

Saat menyambut kedatangan menteri yohana, pihaknya mengerahkan 20 pecelan desa adat untuk mengamankan rumah angeline. Sebelumnya ia juga menelphone keluarga supaya rumah mereka dibuka mengingat ada tamu Negara yang akan datang.

Awalnya margareth menolak kedatangan menteri. namun setelah dipaksa, ia berjanji siap menerima kedatangan tersebut dengan mengutus seorang anak yang bernama Kristine. Tetapi sampai menteri yohana datang, margareth sama sekali tidak terlihat.

Kondisi Angeline yang Tak Terurus dan Rumah yang Tak Layak Huni

Komnas perlindungan anak menemukan rumah angeline tak layak huni. Menurut aris, kondisi rumah sangat berantakan dan bau kotoran hewan. Selain itu ia curiga karena kasur kamar tidur margareth yang juga sering dipakai angeline tidak dibalut sprei. Ia mencium bau anyir di kamar tersebut. Tak hanya pihak KPAI saja yang menemukan bukti ini, polisi juga menemukan bukti baru terkait tingkah laku ibu angkatnya yang temperamental memperkerjakan anaknya sebelum sekolah untuk membersihkan kandang dan memberikan makan kandang ayam sehingga angeline terlihat tidak terurus.

Fakta lainnya adalah angeline hidup dirumah yang tak layak huni karena bercampur dengan kandang ayam dan berbau tak sedap. Menurut keterangan guru dan tetangga angeline, merke sering melihat bocah itu dalam keadaan lusuh dan bau. Guru juga mengatakan terkadang angeline meminta makan kepada guru dan selalu datang terlambat ke sekolah.

Angeline Dibunuh Didepan Kamar Ibu Angkatnya


Agus, bekas pekerja di rumah angeline menjadi tersangka tunggal dalam kasus pembunuhan bocah 8 tahun tersebut. Agus terjerat pasal 35 Undang Undang Perlindungan Anak pasal 80 ayat 3 KHUP. Kapolresta Denpasar, komisaris besar anak . Agung made sudana rabu 10 juni 2015 lalu menuturkan angeline tewas dihantam benda tumpul. Peristiwa kejih itu terjadi pada 16 mei 2015 malam hari sekitar pukul 20 waktu Indonesia tengah.

Angeline dibunuh di lantai dua rumah ibu angkatnya saat kondisi rumah dalam keadaan sepi. Meski demikian, margareth ibu angkat angeline tengah di dalam rumah saat kejadian. Anehnya saat diperiksa polisi, margareth mengaku tidak tahu kejadian pembunuhan anak angkatnya tersebut. Ia mengaku tak pernah keluar dan terus berada di dalam kamar.

Ibu Angkat Angeline, Margareth, Dinyatakan Psikopat

Bocah berusia 8 tahun yang hilang sejak 16 mei lalu ditemukan dikubur dihalaman belakang rumah ibu angkatnya pada rabu 10 juni. Dalam kasus pembunuhan tersebut, margareth dan dua kakak angeline diperiksa polisi. Dan mantan pekerja di rumah ibu angkatnya, agus ditetapkan sebagai tersangka.

Margareth juga di tes kejiwaan oleh psikiater yang ditunjuk polresta Denpasar yaitu lely setiawati pada kamis 11 juni lalu. Hasilnya, margareth adalah seorang psikopat. Seseorang yang karena kelainan jiwa menunjukkan perilaku yang menyimpang. Hal ini mungkin menjelaskan hasil otopsi pada bocah cantik berusia 8 tahun itu ditemukan banyak luka lebam di daerah pinggang ke bawah. Ada juga luka lebam di samping dada kanan, leher samping kanan, dahi samping kanan, batang hidung, dan pipi kiri atas.

Kepala instalansi forensic RSU bengsalah Denpasar, dokter dudut rustayadi S.PS juga mengatakan adanya bekas jeratan tali di leher angeline. Dalam kamar margareth juga ditemukan darah yang hingga kini diperiksa asalnya.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Asli Indonesia | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com