Air terjun Nglirip
merupakan salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi masnyarakat, baik
wisatawan local maupun non local. Lokasinya berada di Dsn. Jojogan, Ds.
Mulyoagung, Kec. Singgahan, Kab. Tuban. Dari
pusat kota berjarak kurang lebih 35 km. Aksesnya pun tak rumit.
Air terjun ini
sangat cantik dan mempesona dengan
airnya yang berwarna hijau tosca. Ketinggiannya mencapai 40 meter yang
bersumber dari Hutan Karawak. Rimbunnya pepohonan disekitar air terjun juga
menambah daya pesona tersendiri. Selain itu disekitar lokasi, terdapat gardu
pandang juga beberapa warung kayu yang menjual makanan maupun minuman.
Mitos yang
dipercaya secara turun temurun mengenai air terjun ini, berawal dari adanya
seorang gadis desa yang berparas cantik. Salah satu adipati tuban (sebelum zaman Majapahit) terpikat dan segera
meminangnya. Dari hasil pernikahan, mereka dikaruniai seorang anak lelaki yang diberi nama Joko Lelono. Setelah dewasa
anak tersebut memiliki seorang kekasih yang berasal dari kaum miskin. Mendengar
hal tersebut, orang tuanya menentang. Akibatnya Joko Lelono pergi
meninggalkan rumah tanpa pamit. Konon ia meninggal di tangan prajurit yang diperintahkan
oleh ayahnya.
Gadis miskin itu
pun lantas pergi ke sebuah gua yang terdapat di sekitar air tejun ngelirip untuk
bertapa. Ia merasa patah hati dan
mengisolasi dirinya sendiri, tak seorang pun ingin dijumpai. Masyarakat sekitar
percaya jika saat ini, sesekali putri nglirip muncul untuk mengambil air yang
terdapat di air terjun ngelirip. Akibatnya hingga kini, mitos yang berkembang
ialah larangan orang pacaran untuk
berkunjung ke Air Terjun Ngelirip, sebab Putri Nglirip tidak menyukai orang
memadu kasih, melainkan telah bersuami istri. Tak hayal jika berpacaran maka
pasangan tersebut akan putus setelah 40 hari berkunjung ke tempat itu.
0 komentar:
Post a Comment